Sebelum memutuskan untuk membeli mesin jahit ini, saya terlebih dahulu mencari info di google baik diblog Indonesia maupun asing. Saya mengkhususkan pencarian saya pada merek Janome karena bodi dalamnya masih besi sehingga mesin jahit ini dijamin sturdy. Hasilnya menurut berbagai blog luar negeri yang saya baca, Best Sewing Machine untuk beginner itu Janome Magnolia 7318. 

Tetapi cari-cari di toko Online di Indonesia, saya tidak dapat yang jual. Jadilah mesin jahit ini  dicoret dari daftar keinginan saya. Browsing lagi, akhirnya mantap pengen beli Janome NS7322. Modelnya memang agak kuno, tapi saya suka. Mesin jahit ini semi portable artinya bisa dipakai tanpa kaki dan meja, tetapi menurut yang jual disarankan memakai kaki dan meja supaya lebih stabil. Mundur lagi deh. 

Sempat juga lirik Janome HD 1000. Mesin jahit ini heavy duty tetapi cocok dipakai pemula, bisa menjahit berbagai macam bahan tebal tapi ini juga out of my budget. Jadinya dicoret juga.

Akhirnya pilih Janome 2222 karena fiturnya seperti one step buttonhole, free arm, dan automatic needle threader sudah cukup buat saya. Pengalaman selama sebulan ini pakai mesin jahit ini lumayan puas, dan saya merasa memang tidak memerlukan fitur-fitur yang terlalu canggih seperti computerized atau yang banyak variasi jahitannya karena buat saya yang pemula tidak akan terpakai juga. Fitur yang baru saya pake cuma jahit lurus, zigzag, dan pasang kancing. 

Waktu awal-awal pakai sempat khawatir, panik, dan merasa terintimidasi sama mesin jahitnya. Karena benar-benar buta sama mesin jahit portable, apalagi belinya Online jadi tidak bisa nanya-nanya atau minta yang punya toko buat praktekin cara menggunakan mesin jahit ini. Terakhir pakai mesin jahit waktu SD kelas 4 atau 5, dan itupun mesin jahit butterfly. Walaupun saat itu tidak perlu digenjot pake kaki karena mesin jahitnya sudah pake dinamo, tetapi tetap aja saya takut memulai untuk menjahit. 

Alhasil, mesin jahitnya saya anggurin dan tatap doang selama beberapa hari. Ada sih manual booknya, tetapi pas saya buka satu halaman mumet liat istilah jahitnya. Sampai akhirnya saya menemukan video ini:

Videonya saya ulang-ulang beberapa kali, sampai saya paham betul setiap yang diajarkan di video ini. Saya buka kembali manual booknya, baca pelan-pelan step-stepnya, Alhamdulillah ngerti. Ternyata di manual book-nya dipaparkan secara jelas kok dari cari menggulung benang pada bobbin, memasang benang, sampai cara menggunakan foot presser-nya. Saya aja yang malas baca. 

Saya praktekkan satu-satu yang di manual book-nya dari gulung benang untuk bobbinnya, pasang benang otomatis, jahit lurus, jahit zigzag, coba bikin lubang kancing, memakai sepatu hem-nya. First try bisa, yang penting pelan-pelan aja, jangan buru-buru. 

Besoknya saya coba permak baju saya yang tidak atau jarang saya pake menjadi dress untuk anak perempuan saya, tidak mudah karena banyak banget salahnya tetapi semua prosesnya menyenangkan. Saya bahagia. I'm definitely in love with this new world of sewing. 

Happy sewing.